Berdoalah dan Berdzikirlah … Agar Hati dan Jiwa Tenang

•06/18/2012 • Leave a Comment

“Dan Tuhanmu berfirman, “berdoalah kepada-Ku niscaya akan kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”” (Qs. Ghaafir: 60)

Setiap orang pasti membutuhkan do’a, baik untuk menolak sesuatu yang tidak disukai, ataupun mendatangkan sesuatu yang disenangi.

Pada hakikatnya kualitas do’a tergantung kepada bacaan do’a itu sendiri, kesungguhan, serta keikhlasan orang yang mengucapkannya, juga tidak adanya penghalang yang menyebabkan do’a itu tertolak. Sebuah do’a akan dikabulkan apabila dilakukan dengan tata cara yang benar, di waktu-waktu yang tepat, dan tentu saja apabila bersumber dari al-Qur-an dan as-Sunnah yang shahih.

Seorang muslim membutuhkan Allah Subhanahu wa Ta’ala setiap saat. Penghambaan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala mutlak harus dikerjakan. Berdoa merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh seorang hamba untuk membuktikan kebutuhannya kepada Allah, dan sebagai bukti ketundukan dirinya kepada Rabbul-‘Alamiin (Dzat Yang Maha Menguasai alam semesta).

Silahkan download poster-poster doa dan dzikir dari Al-Qur’an dan As-Sunnah melalui Facebook :

Do’a dan Dzikir:
http://tinyurl.com/berdzikirlah

Group DZIKIR dan DOA
http://tinyurl.com/Dzikir-Doa

Group DOA dan DZIKIR
http://tinyurl.com/qwqwqwqwq

Page Fans
http://tinyurl.com/Doa-doa-Sunnah

Qiroah Syaikh Misyari Rasyid al-‘Afasy

•06/18/2012 • Leave a Comment

Qiroah with High Quality Sound

http://www.qaree.com/alafasy/

Dengan kualitas audio yang -insya Alloh- sangat memuaskan, sehingga dapat menambah kekhusyu’an dalam menyimak ayat-demi ayat yang dibacakan. Semoga memudahkan bagi Anda yang ingin memilikinya dan semoga bermanfaat bagi Anda yang menyimaknya, mentadabburinya dan mengamalkannya.


Doa Untuk Kedua Orang Tua

•06/18/2012 • Leave a Comment

Berbahagialah orang yang kedua orang tuanya atau salah satunya masih hidup. Hal itu karena ia masih punya kesempatan untuk berbakti kepadanya, membalas budi keduanya.
Namun, bagi yg orang tuanya sudah meninggal, masih ada jalan untuk berbakti kepadanya, yaitu berdoa … karena do’a anak yang sholeh akan bermanfaat bagi orang tuanya yang telah meninggal …

Ya Allah, Wahai Rabbku … ampunilah aku dan kedua orang tuaku.
Ya Allah, Wahai Rabbku … kasihanilah keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku sewaktu kecil

QS. Nuh: 28 dan QS. Al-Israa’: 24

..

Nasehat Ibnul Qayyim al-Jauziyyah:

•12/06/2009 • Leave a Comment

CARILAH HATIMU DI TIGA TEMPAT :

اُطْلُبْ قَلْبَكَ فِيْ ثَلاَثِ مَوَاطِنَ:

عِنْدَ سَمَاعِ اْلقُرْآنِ، وَفِيْ مَجَالِسِ الذِّكْرِ، وَفِيْ أَوْقَاتِ اْلخُلْوَةِ

فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فِيْ هَذِهِ اْلمَوَاطِنَ

فَسَلِ اللهَ أَنْ يَمُنَّ عَلَيْكَ بِقَلْبٍ، فَإِنَّهُ لاَ قَلْبَ لَكَ

1. Pada saat mendengarkan Al-Qur’an
2. Di majelis dzikir (ba’da shalat, menuntut ilmu syar’i dan lain-lain)
3. Ketika sedang menyendiri

Jika kamu tidak mendapatkannya di tiga tempat itu, maka memohonlah kepada Allah agar memberimu hati, karena sesungguhnya kamu tidak mempunyai hati.

DO’A PENTING YANG HENDAKNYA DIMOHONKAN OLEH SEORANG HAMBA

•12/06/2009 • Leave a Comment

a. Mohon hidayah/petunjuk kepada Allah yaitu hidayah taufiq agar ditunjuki di atas jalan yang benar.
b. Mohon kepada Allah Ta’ala agar diampuni segala dosa yang dilakukan, karena setiap hari, siang dan malam seorang hamba tidak luput dari berbuat dosa dan maksiat.
c. Mohon kepada Allah Ta’ala agar dimasukkan ke Surga dan dijauhkan dari api Neraka.
d. Mohon kepada Allah Ta’ala keselamatan di dunia dan akhirat, serta dijauhkan dari berbagai macam bencana dan malapetaka.
e. Mohon kepada Allah Ta’ala agar hatinya ditetapkan di atas agama dan tetap istiqamah dalam melaksanakan ketaatan kepada-Nya.
f. Mohon kepada Allah Ta’ala agar ditetapkan nikmat Islam, Sunnah dan diselamatkan dari segala kemurkaan-Nya.

Sumber:
Buku DO’A & WIRID karya Yazid Abdul Qadir Jawas
hal. 89 – 98 cetakan IX/Oktober 2008
Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Jakarta.

ADAB DAN SEBAB TERKABULNYA DO’A SEORANG HAMBA

•12/06/2009 • Leave a Comment

1. Ikhlas karena Allah semata. (QS. Al-Bayyinah: 5).
2. Mengawalinya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah Ta’ala lalu diikuti dengan bacaan shalawat atas Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan diakhiri dengannya.
3. Bersungguh-sungguh dalam memanjatkan do’a, serta yakin akan dikabulkan.
4. Mendesak dengan penuh kerendahan dalam berdo’a, dan tidak terburu-buru.
5. Menghadirkan hati dalam do’a.
6. Memanjatkan do’a, baik dalam keadaan lapang maupun susah.
7. Tidak boleh berdo’a dan memohon sesuatu kecuali hanya kepada Allah Ta’ala semata.
8. Tidak mendo’akan keburukan kepada keluarga, harta, anak dan diri sendiri. Merendahkan suara ketika berdo’a, yaitu antara samar dan keras. (QS. Al-A’raaf: 55, 205).
9. Mengakui dosa yang telah diperbuat, lalu memohon ampunan atasnya, serta mengakui nikmat yang telah diterima dan bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut.
10. Tidak membebani diri dalam membuat sajak dalam do’a.
11. Tadharru’ (merendahkan diri), khusyu’, raghbah (berharap untuk dikabulkan) dan rahbah (rasa takut tidak dikabul-kan). (QS. Al-Anbiyaa’: 90).
12. Mengembalikan (hak orang lain) yang dizhalimi disertai dengan taubat.
13. Memanjatkan do’a tiga kali.
14. Menghadap kiblat.
15. Mengangkat kedua tangan dalam do’a.
16. Jika mungkin, berwudhu’ terlebih dahulu.
17. Tidak berlebih-lebihan dalam do’a.
18. Bertawassul kepada Allah dengan Asmaa’-ul Husna dan sifat-sifat-Nya yang Mahatinggi, atau dengan amal shalih yang pernah dikerjakannya sendiri atau dengan do’a seorang shalih yang masih hidup dan berada di hadapannya.
19. Makanan dan minuman yang dikonsumsi serta pakaian yang dikenakan harus berasal dari usaha yang halal.
20. Tidak berdo’a untuk suatu dosa atau memutuskan tali silaturahmi.
21. Menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
22. Harus menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemunkaran).
23. Jika dia hendak mendo’akan orang lain, hendaklah dia memulai dengan mendo’akan dirinya sendiri.

Sumber: Buku DO’A & WIRID karya Yazid Abdul Qadir Jawas hal. 89 – 98 cetakan IX/Oktober 2008 Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Jakarta.